Information

Poem Analysis

Basic shortcuts

Ctrl + SSave subtitles
Ctrl + click
Double click
Edit highlighted caption
TabEdit next caption
Shift + TabEdit previous caption
EscLeave edit mode
Ctrl + SpacePlay / pause video
Ctrl + HomePlay selected caption
Ctrl + EnterSplit caption at cursor position
at current time

Advanced shortcuts

Ctrl + InsertAdd new caption
Ctrl + DeleteDelete selected caption
Ctrl + IEdit currently played segment
Shift + EnterNew line when editing
Ctrl + LeftPlay from -1s
Ctrl + RightPlay from +1s
Alt + LeftShift caption start time -0.1s
Alt + RightShift caption start time +0.1s
Alt + DownShift caption end time -0.1s
Alt + UpShift caption end time +0.1s

Annotation shortcuts

Ctrl + 1Hesitation
Ctrl + 2Speaker noise
Ctrl + 3Background noise
Ctrl + 4Unknown word
Ctrl + 5Wrong segment
Ctrl + 6Crosstalk segment
You are in the read-only mode. Close
00:03.9
00:20.0
Selamat pagi tuan dan nyonya, kali ini kita akan menganalisa sebuah puisi yang ditulis oleh Nathaniel Haawthorne dan dipublikasikan pada 1820 oleh “The Spectator”. Bergenre Romantisisme Gelap dan berjudul “Oh Could I raise the darken’d veil”.
00:22.0
00:46.0
Baik, mari kita mulai dengan struktur dari puisi. Puisi ini terdiri dari 12 versa yang menggunakan rima berganti dan mengikuti pola a-b-a-b-c-c-d-d-e-e-f-f. Pemecahan kalimat terjadi pada versa pertama sampai ke enam, ke tujuh sampai sepuluh, dan sebelas sampai dua belas.
00:48.0
00:58.0
Kemudian, majas. Ada tiga majas yang saya temukan. Mereka adalah; Simbolisme, metafora, dan personifikasi.
00:58.1
01:16.0
Yang pertama simbolisme. Kata “Veil” digunakan sebagai simbol dari ketidak mampuan untuk melihat masa depan atau alur prosesi kehidupan. Lanjut, metafora. Kata “Veil” juga dapat dinterpretasikan sebagai sesuatu yang metupi takdir.
01:17.0
01:36.3
Kemudian, personifikasi. Kata “Poverty” dan “Grief” keduannya diberikan kemampuan untuk berdiri seperti obyek. Dan kata “Despair” diperlakukan sebagai makhluk hidup dan diberikan tangan dengan aktivitas, sesuatu yang umumnya dimiliki seseorang.
01:37.0
01:54.5
Sekarang, kita akan bicara soal interpretasi. Setengah pada bagian awal dari puisi menceritakan tentang keingintahuan penulis mengenai bagaimana jika ia bisa melihat masa depan. Hanya untuk menarik kembali keingintahuannya dengan menyatakan kalau ia bahkan tidak mau mencoba untuk meliriknya.
01:54.6
02:08.3
Sisa dari puisi tersebut berisi tentang alasan mengapa si penulis tidak mau melihat ke masa depan. Si penulis tidak kuasa dengan kemungkinan tentang masa depan yang kejam, sedih, dan murung dan beban dari mengetahui nya.
02:09.0
02:22.8
Dari interpretasi sebelumnya, kita bisa menyimpulkan tema yang mungkin mengenai puisi ini adalah pengetahuan yang terlarang, beban dar pengetahuan, atau sesuatu yang seharusnya tidak kita ketahui. Secara sepesifik, masa depan.
02:23.0
02:43.2
Dan untuk point terakhir dari diskusi kita kali ini adalah moral dari puisi ini. Ada dua pesan moral yang dapat saya ambil dari sini. Yang pertama “Beberapa “hal” sebaiknya tidak diketahui, dan yang kedua jangan mencari sesuatu yang kamu belum siap untuk kamu ketahui… Atau sesuatu yang serupa.
02:44.1
03:05.1
Baik itu semua untuk analisis saya mengenai puisi ini. Sebenarnya masih ada point yang belum saya sampaikan, tetapi akan terlalu lama jika saya masukan kedalam video, jadi jika ada pertanyaan atau masih belum paham mengenai sesuatu, kamu dapat bertanya di diskusi grup dan saya akan menjawab nanti.